Sariagri - Pemberian vaksinasi menjadi salah satu metode akuakultur berkelanjutan yang patut diperhitungkan, karena tidak hanya baik untuk ikan tetapi juga lingkungan serta manusia.
Dilansir dari ipb.ac.id, akuakultur merupakan sektor produksi pangan dengan pertumbuhan tahunan paling cepat. Namun wabah penyakit merupakan kendala utama dalam produktivitas. Biasanya, cara untuk menekan wabah penyakit dengan penggunaan obat-obatan kimia seperti antibiotik, imunstimulan, aplikasi probiotik serta vaksinasi ikan.
Dosen Sekolah Vokasi IPB University dari Program Studi Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Amalia Putri Firdausi mengatakan penggunaan antibiotik telah menjadi kampanye negatif terhadap akuakultur.
"Antibiotik terbukti menimbulkan resistensi pada patogen dan dalam jangka waktu panjang dapat membahayakan konsumen," ujarnya.
Amalia menjelaskan, vaksin dapat mencapai akuakultur berkelanjutan karena ramah lingkungan. Vaksin merupakan sediaan biologis berupa fragmen atau sel utuh suatu patogen yang diperkenalkan kepada sistem imunitas. Patogen ini biasanya dilemahkan atau dimatikan sebelum diberikan kepada hewan budidaya.
Vaksinasi ikan telah dikenal sejak 50 tahun lalu. Menurut Amalia, vaksin tidak hanya menekan angka kematian ikan tetapi juga menekan kerusakan fisik pada populasi ikan yang terserang penyakit serta mencegah resistensi patogen terhadap penggunaan antibiotik.
Dia memastikan ikan yang menerima vaksinasi akan mengalami peningkatan sistem imunitas humoral dan selular.
"Setidaknya, saat terjadi wabah penyakit, ikan yang telah divaksinasi memiliki kelangsungan hidup lebih tinggi (antara 60-94 persen) dibandingkan populasi ikan yang tidak divaksin (0-15 persen). Saat ini sudah terdapat beberapa sediaan vaksin komersial untuk akuakultur," jelasnya.
Amalia mencontohkan penyakit Motile Aeromonas septicemia (MAS) yang sering menyerang ikan mas, lele, patin, nila, dan ikan air tawar lainnya telah tersedia antigen inaktif yang dapat diberikan pada ikan. Begitu juga pada infeksi streptococus pada ikan tilapia, yellow tail, sea bass, sea bream, trout juga digunakan antigen inaktif.
Vaksinasi ikan dilakukan dengan metode penyuntikan (otot punggung dan rongga perut), perendaman, serta melalui oral.
"Dari ketiga cara vaksinasi tersebut, metode penyuntikan lebih banyak digunakan karena lebih ekonomis dan lebih manjur," jelasnya.
Selain itu, dibutuhkan serangkaian langkah agar proses vaksinasi berhasil yaitu penerapan biosekuriti yang baik, menggunakan cara budidaya ikan yang baik, terpenuhinya nutrisi dan kualitas lingkungan serta air kolam yang terjaga.