Sariagri - Di tengah situasi pandemi tentunya banyak sektor yang terpukul bahkan beberapa tempat usaha pun terpaksa gulung tikar. Namun, bisnis nelayan yang satu ini malah kebanjiran rezeki dari usahanya mencari dan menjual cacing sutera, yang berlokasi di Kampung Bandan, Sungai Cisadane, Tangerang.
“Kalau awal-awal (pandemi) kemarin (penjualan) bagus banget, nggak ada masalah, gak terpengaruh. Soalnya kan kemarin cupang lagi benar-benar booming, kita sampai kekurangan cacing terus,” ujar Yuswanto nelayan cacing sutera seperti dikutip dari akun Youtube Mila Nia Dewi sujarwo putri, Rabu (18/8).
Yuswanto menceritakan proses mendapatkan cacing sutera hingga dijual, di mana dia mencarinya dibeberapa sungai di antaranya, Cisadane, Menteng, dan Cikini. Dia mengatakan, pencarian tersebut dilakukannya sejak pagi hingga siang hari.
“Kita berangkat sekitar jam 6.30 sampai rumah sekitar jam 13.00 atau jam 14.00, setelah itu bisa dijual sekitar jam 15.00 jam 16.00,” katanya.
Setelah melalui proses pencarian tersebut, tahapan selanjutnya yaitu mengumpulkan cacing sutera tersebut untuk dipisahkan dari lumpur dan sampah yang terangkut bersama cacing tersebut.
“Setelah dipisahkan lalu dibawa kepenampungan dan menunggu pembeli datang ke sini,” jelasnya.
Yuswanto mengungkapkan bahwa dalam sehari dia bisa mendapatkan cacing sutera sebanyak satu sampai dua karung, atau dengan hitungan bisa mencapai 15-20 gayung per hari. Dia menyebutkan, harga satu gayung cacing sutera berkisar Rp35 ribu rupiah, dan dalam satu hari dia bisa mendapatkan uang sebanyak Rp300 ribu-Rp500 ribu.
“Kalau kita nyari keluar kita (dapat) karungan paling sekarung setengah kadang dua karung, kalau cacing bersihnya bisa sekitar 15-20 gayung,” tandasnya.
Selain menjadi nelayan cacing sutera, Yuswanto juga memiliki usaha lainnya di rumah seperti menjual sembako dan bensin eceran. Dari hasil jerih payahnya tersebut dia pun mampu menyekolahkan anaknya hingga ke bangku perguruan tinggi.