Sariagri - Sariagri - Laut yang merupakan habitat bagi berbagai macam makhluk hidup saat ini telah banyak tercemar. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Wide Fund of Nature (WWF), 88% spesies telah terpengaruh oleh kontaminasi sampah yang parah di lautan. Salah satunya spesies cephalopoda (gurita, cumi-cumi, sotong).
Belakangan ini viral foto-foto gurita yang menjadikan sampah botol kaca, sebagai tempat berlindung atau rumah mereka di bawah laut. Ini menunjukkan betapa seriusnya sampah manusia mencemari lautan.Selama bertahun-tahun, penyelam dan ilmuwan telah mengamati gurita kerap bertelur di plastik, alat tangkap, bahkan perlengkapan selam yang terbuang di laut.
Dikutip dari Science Alert, ilmuwan mencatat ada 24 spesies cephalopoda yang menjadikan sampah laut sebagai rumah mereka. Beberapa makhluk ini ditemukan menggunakan botol kaca, pot keramik, pipa logam, kaleng berkarat, atau gelas plastik sebagai shelter untuk melindungi tubuh mereka. Sebelumnya para peneliti mengira sampah plastik menjadi sampah yang paling umum digunakan gurita, namun pada kenyataannya, lebih dari 40 persen interaksi gurita adalah dengan botol kaca, dan itu sebagian besar digunakan untuk tempat berteduh.Peneliti mengatakan ini terjadi karena tekstur kaca lebih mirip dengan tekstur internal kerang, sehingga berkontribusi pada penggunaannya sebagai tempat berteduh. Kaca juga lebih sulit pecah dan mempersulit predator lapar untuk masuk dan memangsa.
"Sampah manusia seperti menjadi alternatif yang berguna untuk perlindungan alami, tetapi kami khawatir apa yang akan terjadi jika makhluk pintar ini menjadi terlalu bergantung pada sampah kita untuk berlindung" ujar peneliti dalam sebuah studi, yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan dari Federal University of Rio Grande di Brasil.Catatan grafik dalam penelitian juga mengungkapkan interaksi gurita terhadap sampah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar catatan terjadi antara 2018 hingga 2021. Hal ini bisa jadi karena sekarang foto bawah air lebih mudah diambil dibanding sebelumnya. Kendati demikian, ini juga bisa menjadi pertanda bahwa masalah sampah laut semakin parah.Secara keseluruhan, penulis studi telah mengumpulkan 261 gambar bawah air dan video gurita yang berinteraksi dengan limbah laut. Sebagian besar foto dan video dikumpulkan di media sosial dengan izin dari pemilik aslinya, sedangkan sebagian lainnya disumbangkan dari ilmuwan dan lembaga penelitian kelautan.Dalam banyak kasus, proses reproduksi dan kelangsungan hidup gurita saat ini adalah akibat dari manusia. Seperti yang disampaikan oleh para peneliti, di sejumlah daerah dimana manusia mengangkut terlalu banyak kerang laut, cephalopoda dari segala usia telah dipaksa untuk beradaptasi. Video terkait:
http://dlvr.it/SLxQ50