Sariagri - Ratusan papan jaring berisi ikan teri asin berjejer di atas bambu, dijemur di bawah terik matahari, tepat di pesisir Pantai Katapang, Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.
Usaha ikan teri asin tersebut merupakan milik pria asal Lampung bernama Sam. Lebih dari dua tahun ia merintis usahanya, tepatnya setelah kejadian tsunami Banten tahun 2019.
"Sudah jalan dua tahun, pokoknya setelah tsunami itu," tutur Sam kepada Sariagri.
Sam memanen ikan teri di bagang (alat tangkap ikan dengan jaring dan lampu, berupa bangunan dari kayu dan bambu di laut) miliknya, tak jauh dari Pantai Katapang.
Lebih lanjut dirinya bercerita, untuk mendirikan satu bagang dibutuhkan modal hingga Rp60 juta. Tangkapan ikan teri di bagang pun tak menentu, tergantung dengan musim dan arus laut.Hampir setiap hari Sam memproduksi ikan teri asin. Ikan teri hasil tangkapan bagang segera direbus dengan air yang ditambahkan garam. Setelah ikan direbus, barulah dijejerkan untuk dijemur hingga kering."Kalau cuaca cerah, jemur ikan tak butuh waktu lama. Hari itu direbus, hari itu juga selesai dijemur dan siap dikirim," jelasnya.Sam menjual ikan teri asin itu ke pelanggannya di wilayah Kapuk Muara, Jakarta Utara. Menurutnya, ikan teri asinnya sebagian besar diekspor oleh si pembeli ke beberapa negara di Asia seperti Cina, Hongkong dan Korea."Saya jual ke penampung di Kapuk, Rp60.000 per kilogram. Nantinya sebagian di ekspor, sebagian lagi di jual ke pasar lokal," paparnya.Dengan usaha ikan teri asin, Sam bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, terutama bagi para ibu rumah tangga. Ma'ah, seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja memilah ikan teri asin itu mengatakan sudah dua tahun menjadi karyawan Sam.Menurut Ma'ah, upah memilah ikan teri sekitar Rp4.000 per kilogramnya. Jika tangkapan ikan teri sedang banyak, Ma'ah bisa bekerja dari pagi hingga petang.Ia mengaku bersyukur pendapatan dari memilah ikan teri asin bisa menambah pendapatannya. Selain bekerja dengan Sam, Ma'ah dan para ibu-ibu lainnya juga kerap bekerja sebagai buruh tani padi."Lumayan lah, sehari bisa dapat Rp40.000-Rp50.000 dari sini. Kalau ada kerjaan nanem padi atau ngored rumput (gulma), biasanya siang saya baru ke sini (milah ikan)," jelas Ma'ah.Ikan teri menjadi salah satu potensi besar sektor perikanan Provinsi Banten. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, produksi perikanan laut Provinsi Banten mencapai 6,2 juta kilogram dengan nilai produksi hingga Rp95,5 miliar.Berdasarkan jenis ikan yang paling banyak dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada 2020, sebanyak 701,2 ribu kilogram atau sebesar 11,32 persen nya merupakan jenis ikan teri.
http://dlvr.it/SPs7Zw