Sariagri - Berton-ton sampah memenuhi sepanjang pesisir Pantai Pancer, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Selain membahayakan ekosistem laut, sampah yang terkumpul terbawa air sungai dan hujan ini juga membahayakan keselamatan nelayan.
Rasa kekhawatiran itu disampaikan Catur Rima, salah seorang nelayan setempat. Menurutnya selain menimbulkan lingkungan kotor, sampah laut juga menebar bau tidak sedap.
“Istilahnya udara laut yang segar mulai tercemar bau apek dari sampah di sepanjang pesisir pantai. Kondisi ini sudah terjadi sejak 2 bulan lalu hingga sekarang,” tutur Catur Rima kepada Sariagri, Rabu (09/03/2022).
Akibat tumpukan sampah yang menggunung ini, imbuhnya, keindahan hamparan pasir hitam yang selama ini menjadi ikon Pantai Pancer, nyaris tidak terlihat lagi. “Selain sampah organik berupa sisa potongan kayu, bambu, daun-daun juga terdapat sampah non organik seperti botol plastik, pecahan botol kaca, popok bekas hingga sampah sisa medis,” keluhnya.
Catur menyebut banyaknya sampah mengancam kelestarian ekosistem pantai. Selain itu tumpukan sampah yang berada di perairan juga sangat membahayakan kecelamatan nelayan karena dapat merusak baling baling mesin perahu.
“Sangat merugikan dan membahayakan bagi perjalanan nelayan terutama bisa menyangkut baling-baling perahu motor. Selain itu juga berdampak negatif bagi ekosistem laut, karena sampah ini banyak ikan, udang dan lobster yang mati keracunan,” kata dia. Upaya pembersihan mandiri oleh nelayan pun kerap dilakukan, namun seakan tidak berguna karena sampah selalu bertambah jika terjadi hujan deras di wilayah hulu sungai.
“Nelayan di sini silih berganti membersihkan sampah, namun ribuan ton sampah ini terus berdatangan. Sayangnya upaya nelayan disini tidak diimbangi langkah dari pemerintah daerah dalam melakukan pembersihan maupun menanggulangi permasalahan sampah yang sering terjadi pada musim penghujan,” tandasnya.
Video terkini:
http://dlvr.it/SLPYKn